Senin, 14 Desember 2015

E-commerce Elevenia

Apa itu Elevania?
          Elevenia adalah situs belanja online dengan konsep open marketplace nomor 1 di Indonesia yang memberikan kemudahan dan keamanan berbelanja. Situs ini menawarkan berbagai macam produk untuk pecinta belanja online. Hingga hari ini, tercatat bahwa elevenia menawarkan lebih dari 2 juta produk dari 16.000 seller yang terbagi dalam 8 kategori antara lain: fashion, beauty/health, babies/kids, home/garden, gadget/komputer, elektronik, sports/hobby, service/food.
          Pada bulan Februari 2015, elevenia telah berhasil menambah seller hingga lebih dari 23,000 seller dan live listing 2 juta produk. Dalam satu tahun, elevenia juga berhasil menggapai 1 Juta pengguna dan mengirim lebih dari 400,000 ribu produk. Selain itu, mereka juga mampu meraih pendapatan sebesar 250 Milyar Rupiah pada tahun 2014. Dalam tahun kedua mereka, elevenia mentargetkan untuk bisa mencapai penghasilan sebesar Rp. 1,1 Trilyun.
          Situs elevenia.co.id resmi diluncurkan pada tanggal 1 Maret 2014. Beroperasi dibawah naungan PT XL Planet yang merupakan sebuah perusahaan joint venture antara PT XL Axiata, Tbk., dan SK Planet dari Korea Selatan. PT XL Axiata merupakan perusahaan operator terbesar kedua di Indonesia dan SK Planet adalah anak perusahaan dari SK Telecom Korea Selatan, perusahaan operator terbesar di Korea Selatan. 


          Layanan yang disediakan oleh elevenia tidak hanya melalui perangkat desktop, elevenia juga bisa diakses melalui mobile application yang sudah tersedia di Google Play untuk pengguna Android dan juga di Apple Store untuk pengguna iOS.
          Hal lain yang menarik dari elevenia adalah fasilitas dan pelayanan yang mereka berikan kepada para seller. Fasilitas yang elevenia berikan diantaranya adalah sesi edukasi melalui program training dan seminar secara rutin serta fasilitas foto studio. Mereka juga dapat konsultasi langsung dengan tim CRO, (Customer Relationship Officer). Melalui sellerzone.elevenia.co.id Seller pun dapat mendownload tutorial dan reservasi training dan foto studio.
          Hingga 2015, tercatat lebih dari 5000 seller sudah menggunakan fasilitas ini. Lokasi Seller Zone pun tidak hanya di satu tempat. elevenia memiliki tiga lokasi Seller Zone yaitu di Mangga Dua, Tanah Abang dan Plasa 89.
          Selain memberikan kemudahan untuk para seller, elevenia juga tidak lupa memberikan penawaran menarik untuk para membernya. Di elevenia, ada satu penawaran khusus setiap tanggal 11 bernama "elevenia Day". Promo ini memberikan 11% untuk semua produk. Inilah salah satu cara elevenia membahagiakan para membernya.
          Di Elevenia juga ada Gratis Voucher 1 Juta untuk pembeli mereka, dan saat ini ada juga Voucher hingga mencapai nilai 3 juta.



Bagaimana konsep e-commerce Elevenia?
          Bertransaksi di elevenia berarti Anda dapat menikmati sistem belanja dengan platform open marketplace. Solusi pembayaran yang elevenia sediakan adalah Escrow System, yang menjamin transaksi berjalan aman.

1. Buyer melakukan transaksi di elevenia.
2. elevenia akan memberikan notifikasi kepada seller atas transaksi yang terjadi.
3. Setelah ada pemberitahuan dari elevenia, penjual mengirimkan barang kepada buyer.
4. Setelah menerima barang, buyer melakukan konfirmasi.
5. Setelah menerima konfirmasi, elevenia melakukan pencairan dana kepada seller.

                http://www.elevenia.co.id/



Senin, 07 Desember 2015

Financial Statement dan Financial Reporting

Laporan Tahunan PT Lotte Chemical Titan Tbk Tahun 2014





              Financial Reporting                                         
                                     

                                          Financial Statement

Senin, 30 November 2015

Tree of Fraud


Berdasarkan bagan diatas, fraud terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu Corruption, Asset Misappropriation dan Fraudulent Statement. Dari tiga kelompok besar tersebut nantinya akan diklasifikasi lagi.
Corruption
Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang. Maka dari itu pelaku korupsi ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi. Contohnya bisa kita lihat sendiri pada banyak kasus yang terjadi di Indonesia. Biasanya koruptor tersebut merupakan pejabat negara atau instansi yang memiliki kewenangan tertentu. Terjadinya korupsi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:
1.       Konflik Kepentingan
Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, di antaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat dan keluarga beserta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
2.       Penyuapan
Praktek-praktek penyuapan sesungguhnya banyak terjadi dalam dunia bisnis di sekitar kita. Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari prosedur atau birokrasi yang terkesan berbelit-belit. Penyuapan ada berbagai macam bentuknya. Kickback merupakan salah satu bentuk penyuapan dimana penjual menyerahkan sebagian dari hasil penjualannya. Prosentase yang diserahkan itu bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback mengganggap kickback yang diterimanya terlalu kecil maka dia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanann yang mampu memberi kickback yang lebih tinggi.
3.       Illegal Gratuities adalah pemberian atau hadiah yang merupakan dalam bentuk terselubung atau sering disebut juga sebagai gratifikasi.
Asset Misappropriation
Merupakan pengambilan aset secara ilegal atau sering juga disebur sebagai penggelapan. Asset missappropriation biasanya dilakukan dengan cara-cara antara lain:
1.       Skimming: dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping.
2.       Larceny. Berbeda dengan skimming, maka larceny yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree larceny ada 5 yaitu:
a.       Billing Schemes: adalah skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
b.      Payroll Schemes: adalah sekema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
c.       Expense Reimbursement Schemes. Sekam melalui pembayaran kembali-biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan. Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan melampaui melampaui uang mukanaya, ia akan meminta penggantian. Ada beberapa cara skema melalui reimbursement ini. rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran yang sebenarnya atau biayanya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran sebenarnya.
d.      Check Tampering
e.      Register Disbursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register. Skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.
Fraudulent Statement
Fraud yang berkenaan dengan penyajian laporan keuangan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain menyajikan aset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya dan juga menyajikan aset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya. Untuk menangani berkurangnya keyakinan investor akibat kegagalan bisnis dan pelaporan ulang akuntansi, kongres merumuskan hukum dan Presiden Bush mengesahkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley pada bulan Juli 2002. Hukum tersebut dibuat untuk modernisasi dan reformasi pengawasan serta audit perusahaan. . Perubahn utama yang dibuat berkaitan dengan (1) pembuatan komite audit, (2) independensi auditor, (3) tata kelola perusahaan dan tanggung jawab perusahaan, (4) keharusan untuk pengungkapan, dan (5) penalti untuk penipuan dan berbagai pelanggaran lainnya.


sumber:
Hall, James A. 2013. Accounting Information System. Mason: Cengage Learning.

COSO 2013

Pemerintah Indonesia mengadopsi COSO (Commitee of Sponsoring Organization of Treadway Commision) yaitu komisi yang bergerak di bidang manajemen organisasi sebagai sistem pengendalian intern yang dianutnya. Sistem Pengendalian Intern memiliki tujuan, yaitu secara umum akan membantu suatu organisasi  mencapai tujuan operasional yaitu efektivitas dan efisiensi kegiatan, keterandalan laporan keuangan, dan kepatuhan pada peraturan yang berlaku. Sistem ini merupakan sistem yang terintegrasi dan merupakan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan tujuan organisasi, sehingga sistem Pengendaian Intern perlu diketahui oleh seluruh komponen organisasi.
Menurut COSO, “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan personil lainnya; dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.”


Ada 17 prinsip-prinsip pengendalian internal:
A.   Kontrol Lingkungan
Kontrol lingkungan adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan dalam suatu organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian. Yang termasuk dalam control lingkungan yaitu:
1.       Menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika
2.       Tanggung jawab pengawasan pelatihan
3.       Menetapkan struktur, wewenang, dan tanggung jawab
4.       Menunjukkan komitmen untuk berkompetensi
5.       Meningkatkan akuntabilitas
B.   Penilaian Risiko. Yang termasuk dalam penilaian risiko yaitu:
Risiko merupakan hal-hal yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan
6.       Menentukan tujuan yang sesuai
7.       Mengidentifikasi dan menganalisis risiko
8.       Menilai risiko penyelewengan (fraud)
9.       Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan yang signifikan
C.   Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta prosedur, dan memastikan bahwa tindakan tersebut telah dilaksanakan secara efektif. Yang termasuk dalam kegiatan pengendalian yaitu :
10.   Memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian
11.    Memilih dan mengembangkan kontrol umum atas teknologi
12.   Menyebarkan melalui kebijakan dan prosedur
D.   Informasi dan Komunikasi
Informasi adalah data yang sudah diolah yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Informasi yang berkualitas tentunya harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait. Yang termasuk dalam informasi dan komunikasi yaitu:
13.   Menggunakan informasi yang relevan
14.   Berkomunikasi secara internal
15.   Berkomunikasi eksternal
E.   Monitoring
Monitoring adalah tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas sebagai penilai terhadap kualitas dan efektivitas sistem pengendalian intern. Yang termasuk dalam monitoring yaitu:
16.   Melakukan evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah
17.   Mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan


sumber:
www.coso.org/documents/cosoicifoutreachdeck_05%2018%2012.pdf coso tahun 2013 pdf

Tipe-tipe IT Controls

             Hai Fellas~~
hari ini saya akan membaha tentang tipe-tipe IT Control. So, check this out!
                IT controls memiliki dua tipe. Yang pertama yaitu IT General Controls (ITGC) atau yang diartikan dengan pengendalian umum teknologi informasi. ITGC mewakili lembaga struktur pengendalian TI, membantu memastikan keandalan dari data yang dihasilkan oleh sistem TI dan mendukung pernyataan bahwa sistem beroperasi sebagaimana dimaksud dan menghasilkan output yang handal. Biasanya, ITGC terdiri dari beberapa tipe pengendalian. Ada 11 tipe pengendalian, yaitu :
1.      Pengendalian lingkungan: pengendalian yang dirancang untuk membentuk budaya perusahaan atau "tone at the top."
2.      Prosedur pergantian manajemen: pengendalian yang dirancang untuk memastikan perubahan memenuhi kebutuhan bisnis dan sah
3.      Kode sumber/prosedur pengendalian versi dokumen: pengendalian dirancang untuk melindungi integritas kode program
4.      Standar perkembangan siklus kehidupan software: pengendalian yang dirancang untuk memastikan proyek TI dikelola secara efektif
5.      Kebijakan akses logical, standard an proses: pengendalian yang dirancang untuk mengelola akses berdasarkan kebutuhan bisnis
6.      Kebijakan dan prosedur manajemen insiden: pengendalian yang dirancang untuk mengatasi kesalahan proses operasional
7.      Kebijakan dan prosedur manajemen masalah: pengendalian yang dirancang untuk  mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab dari insiden
8.      Kebijakan dan prosedur dukungan teknikal: kebijakan yang membantu pengguna bekerja lebih efisien dan melaporkan masalah
9.      Konfigurasi hardware/software, instalasi, pengujian, standar manajemen, kebijakan dan prosedur
10.  Pemulihan/backup bencana dan prosedur pemulihan: memungkinkan proses berlanjut meskipun kondisi tidak sesuai (buruk)
11.  Keamanan fisik: pengendalian untuk memastikan keamanan TI dari risiko individual dan lingkungan
Yang kedua adalah IT Application Control atau dalam artinya yaitu pengendalian aplikasi teknologi informasi. Pengendalian ini sepenuhnya otomatis (dilakukan sepenuhnya oleh sistem) dirancang untuk memastikan proses data yang lengkap dan akurat, dari input hingga output; bervariasi berdasarkan tujuan bisnis dari aplikasi spesifik; dapat membantu memastikan privasi dan keamanan dari data yang dikirimkan antar aplikasi. Ada beberapa kategori pengendalian aplikasi TI, yaitu:
1.      Pemeriksaan kelengkapan: pengendalian yang memastikan seluruh pencatatan diproses dari awal hingga penyelesaian.
2.      Pemeriksaan validitas: pengendalian yang memastikan bahwa hanya data yang valid yang menjadi input dan diproses
3.      Identifikasi: pengendalian yang memastikan seluruh user memiliki keunikan dan dapat diidentifikasi
4.      Autentikasi: pengendalian yang menyediakan mekanisme pembuktian keaslian (autentik) pada sistem aplikasi
5.      Otorisasi: pengendalian yang memastikan hanya user bisnis yang diizinkan yang dapat mengakses sistem aplikasinya
6.      Pengendalian input: pengendalian yang memastikan integritas data dari sumber upstream ke dalam sistem aplikasi

7.      Pengendalian forensik: pengendalian yang memastikan bahwa data adalah benar secara ilmiah dan matematis berdasarkan input dan output

sumber:
Hall, James A. 2013. Accounting Information System. Mason: Cengage Learning.

Senin, 23 November 2015

Sistem Buku Besar Umum, Pelaporan Keuangan, dan Pelaporan Manajemen

Hi Fellas!!! 

Kalian tahu tentang sistem buku besar umum, pelaporan keuangan, dan pelaporan manajemen dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) itu? Kalau kalian masih belum tahu, saya akan menjelaskan sedikit nih agar pengetahuan kalan bertambah. So check this out ya! 

Skema Pengodean Numerik dan Alfabetik memiliki beberapa macam nih. Nah saya akan menjelaskan macam-macamnya.
Yang pertama adalah Kode Berurutan. Kode berurutan (sequential codes) mewakili item-item dalam tatanan yang berurutan (menurun atau menaik).  Aplikasi umum dari kode ini adalah dokumen sumber yang sudah diberi nomor sebelumnya. Nah itu penjelasan mengenai kode berurutan. Kode ini memiliki keunggulan dan kelemahan nih, yaitu:
               - Keunggulan
                 Pengodean berurutan mendukung rekonsiliasi transaksi batch, yang  dapat memperingatkan manajemen apabila kemungkinan kehilangan atau salah penempatan transaksi, sehingga dapat menentukan penyebab dan pengaruh dari kesalahan tersebut.
               -Kelemahan
                1. Pengodeaan berurutan tidak membawa kandungan informasi di luar tata urutan dokumen.
                2. Skema pengodean berurutan juga sulit diubah.
                3. Penyisipan suatu item baru pada titik tengah tertentu memerlukan penomoran kembali item-item tersebut.

Selanjutnya Kode Blok, yaitu variasi dari pengodean berurutan yang mengatasi dari sebagian dari kelemahan yang disebutkan diatas. Keunggulan dari kode blok yaitu memungkinkan penyisipan kode baru dalam 1 blok tanpa harus mengorganisasikan kembali seluruh struktur kode. Sedangkan kelemahannya adalah kandungan informasi dari kode blok tidak langsung kelihatan.
Selain kode berurutan dan kode blok, masih ada lagi nih namanya Kode Group. Kode group digunakan untuk mewakili item-item atau peristiwa yang kompleks yang melibatkan 2 atau lebih data yang saling berkaitan. Kode group punya beberapa keunggulan nih. Keunggulannya yaitu memfasilitasi perwakilan sejumlah besar data yang berbeda, memungkinkan struktur data disajikan dalam bentuk hierarkis yang bersifat logis dan lebih mudah sekaligus lebih mudah diingat, memungkinkan analisis dan pelaporan yang terperinci baik dalam kelas item maupun pada item-item dari kelas yang berbeda. Tapi kode group punya kelemahan juga, yaitu terletak pada keberhasilannya sebagai alat klasifikasi.
Selanjutnya yaitu Kode Alfabetik, kode ini digunakan untuk tujuan yang sama seperti kode numerik. Karakter alfabetik dapat ditempatkan secara berurutan (dalam urutan alfabetik) atau dapat digunakan dalam teknik pengodean blok atau grup. Keunggulan dari kode alfabetik itu sendiri yaitu kapasitas untuk mewakili sejumlah besar item meningkat secara dramatis melalui penggunaan kode alphabetik murni. Kelemahannya adalah sulit merasionalisasi makna kode-kode yang telah ditetapkan secara berurutan dan mengurutkan record yang dikodekan lebih sulit bagi pengguna.
Kode yang terakhir adalah Kode Mnemorik. Kode ini merupakan karakteristik dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya yang bermakna. Biasanya digunkan untuk mewakili item-item atau peristiwa yang kompleks yang melibatkan 2 atau lebih data yang saling berkaitan. Kode mnemorik membuat pengguna tidak perlu mengingat. Disamping itu, kemampuan kode mnemorik terbatas dalam mewakili item-item dalam suatu kelas.

SISTEM BUKU BESAR UMUM
            Merupakan suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi.
Terdri dari:
1.      Voucher jurnal
Merupakan sumber input bagi buku besar umum. Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang dipengaruhi. Voucher jurnal harus disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab, voucher jurnal menyediakan pengendalian yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yang tidak diotorisasi.
2.      Basis data GLS
Basis GSL terdiri dari berbagai file master buku besar umum, file sejarah buku besar umum, file voucher jurnal, file sejarah voucher jurnal, file pertanggung jawaban, file master anggaran.
3.      Prosedur GLS
Proses pembaharuan GSL sederhana secara konseptual. Voucher jurnal mengalir dari sistem pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke departemen buku besar umum.

SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
Tanggunga jawab untuk memberikan informasi ke pihak eksternal diterapkan oleh standar hkum dan professional. Kewajiban pelaporan ini dipenuhi melalui komponen FRS dari GL/FRS. Penerima utama dari informasi laporan keuangan adalah para pengguna eksternal, seperti pemegang saham, kreditor, dan pejabat pemerintah. Mereka semua memerlukan informasi yang mungkin mereka mengamati tren kinerja selama beberapa waktu dan melakukan perbandingan di antara perusahaan yang berbeda melalui laporan keuangan tersebut. Dengan mengetahui hakikat kebutuhan ini, informasi pelaporan keuangan harus disiapkan dan disajikan oleh semua perusahaan dengan cara-cara yang diterima secara umum dan dipahami oleh pengguna eksternal.
a.      Pengguna yang canggih dengan kebutuhan informasi yang homogeny
Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke pembaca umum. Laporan keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas pengguna yang canggih (sophisticated users) dengan kebutuhan informasi yang relative homogen.
b.      Aktivitas FRS
Sumber-sumber input untuk FRS terdiri atas file master buku besar umum saat ini, file sejarah buku besar umum, dan input langsung (jurnal penyesuaian dan jurnal penutup) dari kelompok pelaporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan aruskas. FRS juga menghasilkan laporan analisis keuangan, laporan keuangan komparatif, engembalian pajak, dan laporan khusus untuk badan penetap undang-undang (komisi perdagangan dan sekuritas).
c.       Proses Akuntansi Keuangan
Proses akuntansi keuangan (financial accounting process) dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang baru. Hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut:
·         Mencatat transaksi.
·         Mencatat jurnal khusus.
·         Membukukan ke buku besar pembantu.
·         Membukukan ke buku besar umum.
·         Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuahkan.
·         Membuat jurnal penyesuaian.
·         Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
·         Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan.
·         Menyiapkan laporan keuangan.
·         Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup.
·         Menyiapkan neraca percobaan pasca penutup.

Proses akunatansi keuangan yang diusebutkan diatas memiliki tiga tahap yang berbeda, yang masing-masing melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem informasi:
Tahap 1 – prosedur harian
Tahap 2 – prosedur akhir periode
Tahap 3 – prosedur pelaporan keuangan
d.      Mengendalikan GL/FRS
Aktivitas-aktivitas GL/FRS secara ekslusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak seperti pemrosesan transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik, kekhawatiran pengendalian terhadap GL/FRS berkenaan dengan akurasi dan reliabilitas informasi akuntansi. Eksposour potensial dalam system ini terdiri atas:
1)      Jejak audit yang tak sempurna
2)      Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum
3)      Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu
4)      Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidak diotorisasi
Jika tidak dikendalikan, eksposour-eksposour ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan para pengguna. Konsekuensi potensialnya adalah tuntutan hokum, kerugian yang signifikan bagi perusahaan, dan sanksi dari pihak yang berwenang.
e.      Isu Pengendalian GL/ FRS
Studi kita tentang pengendalian GL/FRS akan mengikuti kerangka yang ditetapkan dalam SAS 78, yang tentunya sekarang sudah dipahami, seperti:
1)      Otorisasi transaksi
2)      Pemisahan Tugas
3)      Pengendalian akses
4)      Catatan akuntansi
5)      Verifikasi independen

GL/ FRS Berbasis Komputer
Perusahaan menggunakan buku besar umum hanya untuk pelaporan keuangan akan menemukan bahwa system batch, yang menggunakan file yang berurutan, memenuhi kebutuhannya dan menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. System ini dioperasikan secara sederhana, dan pengendalian akses buku besar umum digunakan untuk mendukung tugas yang lebih luas dalam organisasi, system yang menggunakan pemrosesan real-time dan file akses langsung mungkin diperlukan. Pada bagian ini akan dibahas suatuGL/FRS otomasi tradisional dan pendekatan rekayasa ulang yang menggunakan GL/FRS berbasis computer.
1.      GL / FRS Warisan yang menggunakan Pemrosesan Batch dan File datar
            Kekuatan
            Terletak pada pengendalian dan pelaporan.

            Kelemahan
            Yaitu tidak efisien dan rekonsiliasi yang tidak sering dilakukan.

2.      Rekayasa Ulang Gl/ FRs Menggunakan File akses langsung
Pendekatan ini sangat memfasilitasi identifikasi kesalahan dengan tepat waktu ketika batchtransaksi tidak seimbang nilainya. Penggunaan file akses langsung memberikan manfaat tambahan bagi pelaporan manajemen. Para manajer internal memerlukan informasi yang lebih sering dan tepat waktu daripada pengguna eksternal daro laporan keuangan tradisional. Karena sebagian informasi ini datang dari proses data buku besar umum, pengguna pendekatan akses lansung memfasilitasi akses manajemen ke data-data penting. Masalah pengendalian yang perlu diperhatikan, yaitu:
a)      Pemisahan tugas
b)      Catatan akuntansi dan pengendalian akses

SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
Sistem pelaporan yang mengarah perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan tepat waktu juga mempromosikan efektivitas manajemen sehingga mendukung tujuan bisnis organisasi. Dalam pengendaliaan MRS manajemen dituntut untuk menyediakan sarana formal untuk memantau fungsi pengendalian internal. Hal ini dapat dicapai melalui pemisahan prosedur audit atau dengan aktivitas pengawasan yang berkelanjutan.
Teknik untuk mencapai pengawasan berkelanjutan adalah penggunaan laporan manajemen secara bijaksana. Laporan tepat waktu memungkinkan para manager fungsional  seperti penjualan, pembelian produksi, dan pengeluaran kas untuk mengawasi dan mengendalikan operasi mereka. Ini akan memberikan bukti  mengenai berfungsinya atau tidak berfungsinya pengendalian internal.

Faktor Yang Mempengaruhi MRS
Merancang system pelaporan yang efektif memerlukan pemahaman akan apa yang dilakukan oleh para manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi manajemen, antara lain:
ü  Proses Pengambilan Keputusan
ü  Prinsip- prinsip Mnajemen
ü  Fungsi, tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen
ü  Struktur Masalah
ü  Jenis-jenis Laporan Manajemen
ü  Akuntansi Pertanggungjawaban
ü  Pertimbangan  Perilaku
1.      Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan rasional bukan merupakan tindakan yang spontan. Tindakan tersebut terdiri atas serangkaian langkah-langkah sistematis yang dilakukan pengambilan keputusan.Langkah- langkah dalam proses pengambilan keputusan (Decision-making process):
a)      Mengidentifikasi masalah
b)      Mengevaluasi  solusi alternatif
c)      Mengimplementasikan solusi yang terbaik
d)      Melakukan pemeriksaan pasca Implementasi
e)      Mengevaluasi solusi alternatif

Kriteria keputusan
Beberapa faktor atau kriteria keputusan (decision criteria) yang penting membentuk dasar bagi pengambilan keputusan. Kriteria tersebut dapat beruwujud atau tidak berwujud. Kriteria keputusan berwujud adalah kriteria-kriteria yang dapat diukur, seperti informasi biaya, peningkatan kapasitas produksi dalam unit, dan kecepatan operasi. Kriteria keputusan tidak berwujud biasanya tidak dapat diukur. Kriteria ini merupakan isu-isu kualitas dan meliputi hal-hal seperti implikasi pelaku, konsekuensi politik, dan perubahan gaya hidup.
a)      Mengidentifikasi kriteria keputusan dan menetapkan bobotnya
b)      Menilai setiap alternatif
c)      Menghitung nilai tertimbang (Weight score-WS)

Prinsip – prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen memberikan wawasan pada kebutuhan informasi manajemen. Prinsip yang langsung memengaruhi MRS adalah:
a)      Formalisasi Pekerjaan
b)      Tanggung Jawab dan Wewenang
c)      Jangkauan pengendalian
d)      Manajemen dan Pengendalian
e)      Fungsi, Tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen

Keputusan perencanaan dan pengendaian diklasifikasikan sebagai berikut:
a.      Keputusan perencanaan strategis (strategic planning decision)
b.      Perencanaan taktis (tactical planning decision)
c.       Pengendalian manajerial (management control decision)
d.      Pengendalian operasional (operational control decision)

Jenis Laporan Manajemen
Laporan merupakam sarana formal untuk membawa informasi kepada para manajer. Istilah laporan cenderung berarti pesan tertulis yang disajikan di kertas. Pada kenyataannya, laporan manajemen (management report) dapat berbentuk fisik sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan oleh penggunanya.
Tujuan Laporan
Sebelumnya, ingat kembali bahwa informasi mengarahka pengguna pada suatu tindakan. Oleh karena itu agar berguna, laporan harus memiliki kandungan informasi. Nilainya adalah dampaknya terhadap pengguna. Hal ini dapat ditunjukkan dalam dua tujuan pelaporan umum, yaitu:
1)      Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan sesuatu masalah yang dihadapi pengambilan keputusan
2)      Memengaruhi perilaku pengambilan keputusan dengan cara yang positif

1.      Pelaporan Terprogram
Laporan terprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna. Terdapat dua subkelas laporan terperogram: laporan terjadwal dan laporan menurut perintah. System pelapran manajemen menghasilkan laporan terjadwal menurut kerangkah waktu yang ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, dan sebagainya.
Contoh-contoh laporan ini adalah daftar penjualan harian, laporan pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan tahunan.
Atribut laporan
Agar efektif, suatu laporan harus memiliki atribut berikut ini: relevan, ringkas, berorientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu dan singkat.
2.      Pelaporan Khusus
Manajer tidak selalu dapat mengantisipasi kebutuhan informasi. Hal ini terjadi terutama bagi manajemen tingkat atas dan menengah. Dalam dunia bisnis yang dinamis, masalah-masalah yang muncul memerlukan informasi baru dan sering kali tidak cukup waktu untuk menulis program computer tradisional untuk memastikan informasi yang diperlukan. Namun demikian, kemajuan teknologi basis data membuat kebutuhan langsung dan kapalitas untuk menghasilkan laporan tersedia secara luas bagi para pengguna. Sehingga, manajer dengan latar belakang komputr yang terbatas dapat dengan cepat menghasilkan laporan khusus dari terminal atau computer mikro, tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data.

Akuntansi Pertanggungjawaban
 Sebagian besar pelaporan manajemen melibatkan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini menyatakan bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan adalah tanggung jawab manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing manajer. Arus informasi dalam system pertanggungjawaban mengalir k atas dan ke bawah melalui saluran informasi, hal ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban:
1)      Menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer
Melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut.