Hi Fellas!!!
Kalian tahu tentang sistem
buku besar umum, pelaporan keuangan, dan pelaporan manajemen dalam Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) itu? Kalau kalian masih belum tahu, saya akan
menjelaskan sedikit nih agar pengetahuan kalan bertambah. So check this out
ya!
Skema Pengodean Numerik dan
Alfabetik memiliki beberapa macam nih. Nah saya akan menjelaskan
macam-macamnya.
Yang pertama adalah Kode Berurutan. Kode
berurutan (sequential codes) mewakili item-item dalam tatanan yang berurutan
(menurun atau menaik). Aplikasi umum dari kode ini adalah dokumen
sumber yang sudah diberi nomor sebelumnya. Nah itu penjelasan mengenai kode
berurutan. Kode ini memiliki keunggulan dan kelemahan nih, yaitu:
- Keunggulan
Pengodean berurutan mendukung
rekonsiliasi transaksi batch, yang dapat
memperingatkan manajemen apabila kemungkinan kehilangan atau salah penempatan
transaksi, sehingga dapat menentukan penyebab dan pengaruh dari kesalahan
tersebut.
-Kelemahan
1. Pengodeaan berurutan tidak membawa
kandungan informasi di luar tata urutan dokumen.
2. Skema pengodean berurutan juga sulit
diubah.
3. Penyisipan suatu item baru pada titik
tengah tertentu memerlukan penomoran kembali item-item tersebut.
Selanjutnya Kode Blok, yaitu variasi
dari pengodean berurutan yang mengatasi dari sebagian dari kelemahan yang
disebutkan diatas. Keunggulan dari kode blok yaitu memungkinkan penyisipan
kode baru dalam 1 blok tanpa harus mengorganisasikan kembali seluruh struktur
kode. Sedangkan kelemahannya adalah kandungan informasi dari kode blok
tidak langsung kelihatan.
Selain kode berurutan dan
kode blok, masih ada lagi nih namanya Kode Group. Kode group digunakan untuk
mewakili item-item atau peristiwa yang kompleks yang melibatkan 2
atau lebih data yang saling berkaitan. Kode group punya beberapa
keunggulan nih. Keunggulannya yaitu memfasilitasi
perwakilan sejumlah besar data yang berbeda, memungkinkan
struktur data disajikan dalam bentuk hierarkis yang bersifat logis dan lebih
mudah sekaligus lebih mudah diingat, memungkinkan analisis dan
pelaporan yang terperinci baik dalam kelas item maupun pada item-item dari
kelas yang berbeda. Tapi kode group punya kelemahan juga, yaitu terletak pada keberhasilannya
sebagai alat klasifikasi.
Selanjutnya
yaitu Kode Alfabetik, kode ini digunakan untuk tujuan
yang sama seperti kode numerik. Karakter alfabetik dapat ditempatkan secara berurutan (dalam
urutan alfabetik) atau dapat digunakan dalam teknik pengodean blok atau grup. Keunggulan
dari kode alfabetik itu sendiri yaitu kapasitas untuk mewakili
sejumlah besar item meningkat secara dramatis melalui penggunaan kode
alphabetik murni. Kelemahannya adalah sulit merasionalisasi
makna kode-kode yang telah ditetapkan secara berurutan dan mengurutkan record
yang dikodekan lebih sulit bagi pengguna.
Kode yang terakhir adalah Kode Mnemorik. Kode ini merupakan
karakteristik dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya yang bermakna.
Biasanya digunkan untuk mewakili item-item atau
peristiwa yang kompleks yang melibatkan 2 atau lebih data yang saling
berkaitan.
Kode mnemorik membuat pengguna tidak perlu
mengingat.
Disamping itu, kemampuan kode mnemorik terbatas dalam
mewakili item-item dalam suatu kelas.
SISTEM
BUKU BESAR UMUM
Merupakan
suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus
informasi.
Terdri
dari:
1. Voucher jurnal
Merupakan sumber input bagi
buku besar umum. Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan
untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik,
mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang
dipengaruhi. Voucher jurnal
harus disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab, voucher jurnal
menyediakan pengendalian yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yang
tidak diotorisasi.
2. Basis data GLS
Basis GSL terdiri dari
berbagai file master buku besar umum, file sejarah
buku besar umum, file voucher
jurnal, file sejarah voucher jurnal, file pertanggung
jawaban, file master anggaran.
3. Prosedur GLS
Proses pembaharuan GSL
sederhana secara konseptual. Voucher jurnal mengalir dari
sistem pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke departemen buku besar umum.
SISTEM
PELAPORAN KEUANGAN
Tanggunga jawab untuk
memberikan informasi ke pihak eksternal diterapkan oleh standar hkum dan
professional. Kewajiban pelaporan ini dipenuhi melalui komponen FRS dari
GL/FRS. Penerima utama dari informasi laporan keuangan adalah para pengguna
eksternal, seperti pemegang saham, kreditor, dan pejabat pemerintah. Mereka
semua memerlukan informasi yang mungkin mereka mengamati tren kinerja selama
beberapa waktu dan melakukan perbandingan di antara perusahaan yang berbeda
melalui laporan keuangan tersebut. Dengan mengetahui hakikat kebutuhan ini,
informasi pelaporan keuangan harus disiapkan dan disajikan oleh semua
perusahaan dengan cara-cara yang diterima secara umum dan dipahami oleh
pengguna eksternal.
a. Pengguna yang canggih
dengan kebutuhan informasi yang homogeny
Karena komunitas pengguna
eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya bervariasi, laporan keuangan
diarahkan ke pembaca umum. Laporan keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa
pembacanya terdiri atas pengguna yang canggih (sophisticated users) dengan
kebutuhan informasi yang relative homogen.
b. Aktivitas FRS
Sumber-sumber input untuk FRS
terdiri atas file master buku besar umum saat ini, file sejarah
buku besar umum, dan input langsung (jurnal penyesuaian dan jurnal penutup)
dari kelompok pelaporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan
laporan aruskas. FRS juga menghasilkan laporan analisis keuangan, laporan
keuangan komparatif, engembalian pajak, dan laporan khusus untuk badan penetap
undang-undang (komisi perdagangan dan sekuritas).
c. Proses Akuntansi Keuangan
Proses akuntansi keuangan (financial
accounting process) dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang
baru. Hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun
sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah
berikut:
· Mencatat transaksi.
· Mencatat jurnal khusus.
· Membukukan ke buku besar pembantu.
· Membukukan ke buku besar umum.
· Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuahkan.
· Membuat jurnal penyesuaian.
· Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
· Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan.
· Menyiapkan laporan keuangan.
· Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup.
· Menyiapkan neraca percobaan pasca penutup.
Proses akunatansi keuangan yang
diusebutkan diatas memiliki tiga tahap yang berbeda, yang masing-masing
melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem informasi:
Tahap 1 – prosedur harian
Tahap 2 – prosedur akhir
periode
Tahap 3 – prosedur pelaporan
keuangan
d. Mengendalikan GL/FRS
Aktivitas-aktivitas GL/FRS
secara ekslusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak seperti pemrosesan
transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik, kekhawatiran
pengendalian terhadap GL/FRS berkenaan dengan akurasi dan reliabilitas
informasi akuntansi. Eksposour potensial dalam system ini terdiri atas:
1) Jejak audit yang tak sempurna
2) Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum
3) Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar
pembantu
4) Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang
salah atau tidak diotorisasi
Jika tidak dikendalikan,
eksposour-eksposour ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan laporan-laporan
lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan para pengguna.
Konsekuensi potensialnya adalah tuntutan hokum, kerugian yang signifikan bagi
perusahaan, dan sanksi dari pihak yang berwenang.
e. Isu Pengendalian GL/ FRS
Studi kita tentang pengendalian
GL/FRS akan mengikuti kerangka yang ditetapkan dalam SAS 78, yang tentunya
sekarang sudah dipahami, seperti:
1) Otorisasi transaksi
2) Pemisahan Tugas
3) Pengendalian akses
4) Catatan akuntansi
5) Verifikasi independen
GL/ FRS
Berbasis Komputer
Perusahaan menggunakan buku
besar umum hanya untuk pelaporan keuangan akan menemukan bahwa system batch,
yang menggunakan file yang berurutan, memenuhi kebutuhannya
dan menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. System ini dioperasikan secara
sederhana, dan pengendalian akses buku besar umum digunakan untuk mendukung
tugas yang lebih luas dalam organisasi, system yang menggunakan
pemrosesan real-time dan file akses langsung
mungkin diperlukan. Pada bagian ini akan dibahas suatuGL/FRS otomasi
tradisional dan pendekatan rekayasa ulang yang menggunakan GL/FRS berbasis
computer.
1. GL / FRS Warisan yang
menggunakan Pemrosesan Batch dan File datar
Kekuatan
Terletak
pada pengendalian dan pelaporan.
Kelemahan
Yaitu
tidak efisien dan rekonsiliasi yang tidak sering dilakukan.
2. Rekayasa Ulang Gl/ FRs
Menggunakan File akses langsung
Pendekatan ini sangat
memfasilitasi identifikasi kesalahan dengan tepat waktu ketika batchtransaksi
tidak seimbang nilainya. Penggunaan file akses langsung
memberikan manfaat tambahan bagi pelaporan manajemen. Para manajer internal
memerlukan informasi yang lebih sering dan tepat waktu daripada pengguna
eksternal daro laporan keuangan tradisional. Karena sebagian informasi ini
datang dari proses data buku besar umum, pengguna pendekatan akses lansung
memfasilitasi akses manajemen ke data-data penting. Masalah pengendalian yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a) Pemisahan tugas
b) Catatan akuntansi dan pengendalian akses
SISTEM
PELAPORAN MANAJEMEN
Sistem pelaporan yang mengarah
perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan tepat waktu juga mempromosikan
efektivitas manajemen sehingga mendukung tujuan bisnis organisasi. Dalam pengendaliaan
MRS manajemen dituntut untuk menyediakan sarana formal untuk memantau fungsi
pengendalian internal. Hal ini dapat dicapai melalui pemisahan prosedur audit
atau dengan aktivitas pengawasan yang berkelanjutan.
Teknik
untuk mencapai pengawasan berkelanjutan adalah penggunaan laporan manajemen
secara bijaksana. Laporan tepat
waktu memungkinkan para manager fungsional seperti penjualan,
pembelian produksi, dan pengeluaran kas untuk mengawasi dan mengendalikan
operasi mereka. Ini akan memberikan bukti mengenai berfungsinya
atau tidak berfungsinya pengendalian internal.
Faktor
Yang Mempengaruhi MRS
Merancang system pelaporan yang
efektif memerlukan pemahaman akan apa yang dilakukan oleh para manajer dan
jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
informasi manajemen, antara lain:
ü Proses
Pengambilan Keputusan
ü Prinsip-
prinsip Mnajemen
ü Fungsi,
tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen
ü Struktur
Masalah
ü Jenis-jenis
Laporan Manajemen
ü Akuntansi
Pertanggungjawaban
ü Pertimbangan Perilaku
1. Proses
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan rasional
bukan merupakan tindakan yang spontan. Tindakan tersebut terdiri atas
serangkaian langkah-langkah sistematis yang dilakukan pengambilan keputusan.Langkah-
langkah dalam proses pengambilan keputusan (Decision-making process):
a) Mengidentifikasi masalah
b) Mengevaluasi solusi
alternatif
c) Mengimplementasikan
solusi yang terbaik
d) Melakukan pemeriksaan
pasca Implementasi
e) Mengevaluasi solusi
alternatif
Kriteria
keputusan
Beberapa faktor atau kriteria
keputusan (decision criteria) yang penting membentuk dasar bagi
pengambilan keputusan. Kriteria tersebut dapat beruwujud atau tidak
berwujud. Kriteria keputusan berwujud adalah kriteria-kriteria
yang dapat diukur, seperti informasi biaya, peningkatan kapasitas produksi
dalam unit, dan kecepatan operasi. Kriteria keputusan tidak berwujud biasanya
tidak dapat diukur. Kriteria ini merupakan isu-isu kualitas dan meliputi
hal-hal seperti implikasi pelaku, konsekuensi politik, dan perubahan gaya
hidup.
a) Mengidentifikasi kriteria
keputusan dan menetapkan bobotnya
b) Menilai setiap alternatif
c) Menghitung nilai
tertimbang (Weight score-WS)
Prinsip –
prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen
memberikan wawasan pada kebutuhan informasi manajemen. Prinsip yang langsung
memengaruhi MRS adalah:
a) Formalisasi Pekerjaan
b) Tanggung Jawab dan
Wewenang
c) Jangkauan pengendalian
d) Manajemen dan
Pengendalian
e) Fungsi, Tingkat, dan
Jenis Keputusan Manajemen
Keputusan
perencanaan dan pengendaian diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Keputusan perencanaan
strategis (strategic planning
decision)
b. Perencanaan taktis (tactical
planning decision)
c. Pengendalian manajerial (management
control decision)
d. Pengendalian operasional
(operational control decision)
Jenis Laporan Manajemen
Laporan merupakam sarana formal
untuk membawa informasi kepada para manajer. Istilah laporan cenderung berarti
pesan tertulis yang disajikan di kertas. Pada kenyataannya, laporan manajemen (management
report) dapat berbentuk fisik sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan
oleh penggunanya.
Tujuan Laporan
Sebelumnya, ingat kembali bahwa
informasi mengarahka pengguna pada suatu tindakan. Oleh karena itu agar
berguna, laporan harus memiliki kandungan informasi. Nilainya adalah dampaknya
terhadap pengguna. Hal ini dapat ditunjukkan dalam dua tujuan pelaporan umum,
yaitu:
1) Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan sesuatu
masalah yang dihadapi pengambilan keputusan
2) Memengaruhi perilaku pengambilan keputusan dengan cara yang
positif
1. Pelaporan Terprogram
Laporan terprogram memberikan
informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna. Terdapat
dua subkelas laporan terperogram: laporan terjadwal dan laporan
menurut perintah. System pelapran manajemen menghasilkan laporan
terjadwal menurut kerangkah waktu yang ditetapkan, bisa harian,
mingguan, kuartalan, dan sebagainya.
Contoh-contoh laporan
ini adalah daftar penjualan harian, laporan pembayaran gaji mingguan, dan
laporan keuangan tahunan.
Atribut
laporan
Agar efektif, suatu laporan
harus memiliki atribut berikut ini: relevan, ringkas,
berorientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu dan singkat.
2. Pelaporan Khusus
Manajer tidak selalu dapat
mengantisipasi kebutuhan informasi. Hal ini terjadi terutama bagi manajemen
tingkat atas dan menengah. Dalam dunia bisnis yang dinamis, masalah-masalah
yang muncul memerlukan informasi baru dan sering kali tidak cukup waktu untuk
menulis program computer tradisional untuk memastikan informasi yang
diperlukan. Namun demikian, kemajuan teknologi basis data membuat kebutuhan
langsung dan kapalitas untuk menghasilkan laporan tersedia secara luas bagi
para pengguna. Sehingga, manajer dengan latar belakang komputr yang terbatas
dapat dengan cepat menghasilkan laporan khusus dari terminal atau computer
mikro, tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Sebagian besar pelaporan
manajemen melibatkan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini
menyatakan bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan
adalah tanggung jawab manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing manajer. Arus
informasi dalam system pertanggungjawaban mengalir k atas dan ke bawah melalui
saluran informasi, hal ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban:
1) Menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang
berkaitan dengan tanggung jawab manajer
Melaporkan
dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut.